Posted by Arif Nurahman | Posted in | Posted on 8:16 PM
JAKARTA - Jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia yang mencapai 51,26 juta unit usaha atau 99,66 % dari total unit usaha di Indonesia telah memberikan kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) dari UMKM sebesar Rp 3.609,3 triliun atau 52,67% dari total PDB Indonesia.
"Selain meningkatnya nilai tambah yang terukur secara kuantitatif, usaha kecil menengah lebih dapat bertahan dalam krisis ekonomi karena fleksibilitas mereka yang merupakan bagian dari ekonomi informal yang jumlahnya sangat besar," ujar Nelly Rafinaldy Halim, Deputi Pengembangan SDM Kementrian Negara KUKM pada pembukaan Festival Keju Kraft II di Jakarta, Sabtu (15/08/09).
Selain itu, lanjut Neddy, gerak kemajuan UMKM juga ditandai dengan besarnya kemampuan menyerap tenaga kerja selaras dengan upaya pemerintah dalam penyediaan lapangan kerja serta mengatasi berbagai masalah sosial lainnya.
Tenaga kerja yang diserap oleh UMKM mencapai 90,89 juta orang atau 94,42 % dari total angkatan kerja Indonesia. Sektor Industri makanan dan minuman juga berpotensi meningkatkan pendapatan masyarakat yang terlibat di dalamnya. (kbc10-KabarBisnis)
SUMENEP - Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Sumenep dalam APBD 2009 mempertajam program pelatihan dan pembinaan koperasi. Itu dilakukan untuk meningkatkan kinerja koperasi, khususnya dalam menghadapi perubahan global.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Sumenep, H. Achmad Masuni, SE, MM mengatakan, pihaknya sengaja mengarahkan program pembinaan dan pelatihan koperasi. Alasannya, keberadaan koperasi dimasa mendatang semakin berat, seiring perubahan globalisasi.
Program pembinaan dan pelatihan koperasi mengarah pada teknis dan sisi kelembagaan, dengan harapan bisa meningkatkan usaha dan Sumber Daya Manusia (SDM), sehingga dalam upaya mengembangkan usahanya tidak menggantungkan diri pada kucuran dana bantuan dari pemerintah.
”Titik tekan dari program pembinaan dan pelatihan, yakni bagaimana koperasi itu mampu mengembangkan usahanya dengan membuat jaringan dengan usaha yang lain, sebab kalau hanya menunggu bantuan pemerintah, kurang signifikan, meskipun pemerintah selalu memberikan bantuan permodalan,” tegasnya.
H. Achmad Masuni mengatakan, koperasi se Kabupaten Sumenep berjumlah 875 lembaga, namun yang masih aktif hanya berkisar 400 koperasi, dan pada tahun 2010 pihaknya menjadwalkan untuk melakukan evaluasi terhadap sejumlah koperasi itu.
Bahkan jika ada koperasi yang hanya tinggal papan namanya saja, dipastikan untuk dibubarkan, sebab keberdaannya tidak bermanfaat bagi anggota dan masyarakat. ( Yasik,Esha-NewsRoom)
"Selain meningkatnya nilai tambah yang terukur secara kuantitatif, usaha kecil menengah lebih dapat bertahan dalam krisis ekonomi karena fleksibilitas mereka yang merupakan bagian dari ekonomi informal yang jumlahnya sangat besar," ujar Nelly Rafinaldy Halim, Deputi Pengembangan SDM Kementrian Negara KUKM pada pembukaan Festival Keju Kraft II di Jakarta, Sabtu (15/08/09).
Selain itu, lanjut Neddy, gerak kemajuan UMKM juga ditandai dengan besarnya kemampuan menyerap tenaga kerja selaras dengan upaya pemerintah dalam penyediaan lapangan kerja serta mengatasi berbagai masalah sosial lainnya.
Tenaga kerja yang diserap oleh UMKM mencapai 90,89 juta orang atau 94,42 % dari total angkatan kerja Indonesia. Sektor Industri makanan dan minuman juga berpotensi meningkatkan pendapatan masyarakat yang terlibat di dalamnya. (kbc10-KabarBisnis)
SUMENEP - Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Sumenep dalam APBD 2009 mempertajam program pelatihan dan pembinaan koperasi. Itu dilakukan untuk meningkatkan kinerja koperasi, khususnya dalam menghadapi perubahan global.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Sumenep, H. Achmad Masuni, SE, MM mengatakan, pihaknya sengaja mengarahkan program pembinaan dan pelatihan koperasi. Alasannya, keberadaan koperasi dimasa mendatang semakin berat, seiring perubahan globalisasi.
Program pembinaan dan pelatihan koperasi mengarah pada teknis dan sisi kelembagaan, dengan harapan bisa meningkatkan usaha dan Sumber Daya Manusia (SDM), sehingga dalam upaya mengembangkan usahanya tidak menggantungkan diri pada kucuran dana bantuan dari pemerintah.
”Titik tekan dari program pembinaan dan pelatihan, yakni bagaimana koperasi itu mampu mengembangkan usahanya dengan membuat jaringan dengan usaha yang lain, sebab kalau hanya menunggu bantuan pemerintah, kurang signifikan, meskipun pemerintah selalu memberikan bantuan permodalan,” tegasnya.
H. Achmad Masuni mengatakan, koperasi se Kabupaten Sumenep berjumlah 875 lembaga, namun yang masih aktif hanya berkisar 400 koperasi, dan pada tahun 2010 pihaknya menjadwalkan untuk melakukan evaluasi terhadap sejumlah koperasi itu.
Bahkan jika ada koperasi yang hanya tinggal papan namanya saja, dipastikan untuk dibubarkan, sebab keberdaannya tidak bermanfaat bagi anggota dan masyarakat. ( Yasik,Esha-NewsRoom)
Comments (0)
Post a Comment